Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Bunda

Mentari baru saja bersembunyi di balik cakrawala
Digantikan oleh malam yang mulai mengepakkan sayap-sayap hitamnya
Dewi malam berdiri diantara cahaya perak diiringi kemilau rasi bintang
Aku masih duduk terdiam, sementara pikiranku terbang melintasi batas imajinasi
Mencoba menemukan cahaya perak yang pernah datang dalam mimpiku
Cahaya perak yang mampu menerobos setiap syaraf di tubuhku
Cahaya perak yang mampu menerangi setiap sudut kehidupannku
Cahaya abadi yang tak pernah mati
Engkaulah cahaya yang kucari bunda
Bunda...
Kesetiaanmu laksana bintang penerang malam yang tak pernah ditemukan di kerajaan siang
Kasih sayangmu laksana ombak yang bergulung di tepi pantai
Yang tak pernah muncul di tepi danau atau kolam
Cintamu laksanan jurang yang tak memiliki dasar
Semua itu engkau berikan padaku tanpa satupun yang tertinggal
Semuanya engkau berikan padaku dengan cuma-cuma
Tulus tanpa mengharapkan balasan sedikitpun dariku
Bunda...
Bagaimana caranya agar aku bisa membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku?
Beribu kata maaf tak cukup untuk menebus satu kesalahanku
Beribu airmata tak cukup untuk meredakan amarahmu
Beribu sujud tak cukup untuk mengurangi dosaku padamu
Bunda
Aku ingin menemukan surga yang bersemayam di telapak kakimu
Aku ingin singgah disana walau hanya sedetik saja
Aku ingin merasakan nikmatnya
Tuntunlah aku agar sampai pada tempatnya
Bunda...
Maafkan anakmu ini yang selalu menyakiti hatimu
Yang tak pernah mendengarkan setiap tutur lembutmu
Yang tak pernah menjalankan perintahmu
Yang tak pernah berhenti membohongimu
Bunda..
Aku sangat mencintaimu..
Aku berjani takkan mengecewakanmu
Padamu kulambungkan rasa hormatku yang tak terperi
Hanya untuk Bunda, satu-satunya di hati...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar